Agus adalah seorang santri yang pernah menempuh pendidikan di pesanteren selama tiga tahun. Dikampungnya, Agus dikenal sebagai anak yang pintar, rajin beribadah, menurut sama orang tua, namun pendiam dan pemalu. Masyarakat sekitar juga tidak ada yang meragukan bahwa Agus adalah anak yang dermawan dan suka menolong orang lain.
Suatu ketika, Agus disuruh ketua takmir untuk menyampaikan ceramah di masjid ba'da sholat isya'. Agus menolak, tapi karena kegigihan ketua takmir dalam merayu dan beradu argumen dengan Agus, akhirnya Agus pun luluh.